Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Toilet dan Peradaban Bangsa

Toilet, sering dianggap sebagai tempat singgah sementara, namun sebenarnya merupakan cermin halus dari peradaban. Bayangkan, toilet yang bersih tanpa perlu penjaga—ini bukan sekadar fasilitas, melainkan pernyataan tegas tentang integritas. Di Jepang, misalnya, toilet umum sering kali lebih bersih daripada ruang tamu kita sendiri. Di sana, tak perlu ada satpam yang mengawasi; hanya rasa malu dan disiplin diri yang menjaga kebersihan. Mungkin, orang Jepang berpikir: "Jika saya meninggalkan toilet umum dalam meadaan kotor, apa yang akan dikatakan leluhur saya?"


Sebaliknya, di tempat-tempat lain, toilet umum bisa jadi ajang uji nyali. Contoh paling nyata mungkin ditemukan di beberapa negara berkembang, di mana keberadaan penjaga toilet bukan jaminan kebersihan. Kita mungkin berpikir, "Mengapa ada penjaga jika tetap bau?" Ini bukan soal kemampuan mereka, tapi soal budaya disiplin sembarangan yang berakar kuat.


Lihatlah toilet di Eropa, khususnya di Jerman. Di sana, ada aturan tak tertulis bahwa toilet harus bersih sebelum dan sesudah digunakan. Mereka mungkin tidak menaruh polisi toilet di sana, tetapi lingkungan sosial cukup membuat siapa pun berpikir dua kali sebelum meninggalkan bekas. Di Prancis, toilet pun sering dihiasi karya seni; apakah itu upaya menginspirasi orang untuk lebih menghargai kebersihan atau sekadar untuk membuat orang kagum sembari menahan napas.


Toilet memang tak bisa bicara, tapi kondisinya bisa berbicara banyak tentang sebuah bangsa. Toilet yang bersih tanpa perlu diawasi menunjukkan tingkat tanggung jawab individu yang tinggi. Di sisi lain, toilet yang memerlukan penjaga dengan peluit dan tongkat mungkin menunjukkan bangsa yang masih belajar tentang pentingnya disiplin. 


Seperti apa pengalaman masing2 kita dalam menggunakan toilet umum dan bagaimana pada saat meninggalkanya... Seperti itulah kira-kira gambaran nilai peradaban kita.. 


Selamat meneguk nikmatnya sepertiga malam terakhir.



.

Post a Comment for "Toilet dan Peradaban Bangsa"