Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perjalanan Menuju Cahaya

Hidup ini adalah sebuah perjalanan, dan kita hanyalah para musafir yang melangkah di atas titian waktu. Di setiap hela napas, ada harapan yang kita bisikkan kepada langit, ada doa yang kita titipkan kepada angin. Kita memahami bahwa perjalanan ini tidak selalu lurus, tidak selalu terang, dan tidak selalu mudah. Maka, kepada Dia yang Maha Kasih, kita meminta ampunan. Sebab manusia, sebaik apa pun ia, tetaplah tak luput dari kesalahan.

Kita mengingat orang tua kita, yang dengan tangan mereka membimbing, dengan hati mereka mencintai, dan dengan lelah mereka menjaga. Seperti pohon yang menaungi, mereka telah memberi perlindungan tanpa meminta balasan. Maka, kita memohon agar kasih sayang yang telah mereka curahkan dikembalikan kepada mereka dalam bentuk rahmat yang tak berkesudahan.

Kita juga menatap wajah anak-anak kita, titipan yang paling berharga. Dalam dunia yang penuh persimpangan, kita berdoa agar langkah mereka tak tersesat, agar mereka dipertemukan dengan orang-orang baik, agar mimpi mereka tumbuh dan mengakar di tanah yang subur. Sebab, mereka adalah kelanjutan dari kisah kita, dan kebahagiaan mereka adalah doa yang tidak pernah selesai kita panjatkan.

Kita pun meminta perlindungan bagi diri sendiri. Sebab jalan ini tak hanya berbatu, tetapi juga terkadang gelap. Kita butuh bimbingan agar langkah tetap teguh, butuh perlindungan agar tidak terjatuh, dan butuh kemudahan agar perjalanan ini terasa ringan. Kita mohon agar rezeki cukup, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam kebahagiaan dan ketenangan hati.

Dan ketika perjalanan ini akhirnya usai, kita ingin kembali dalam keadaan bersih. Tidak ada yang lebih indah daripada pulang ke hadirat-Nya dalam husnul khatimah—dengan sakaratul maut yang dimudahkan, dengan dosa yang diampuni, dan dengan jiwa yang putih tanpa noda.

Sebab, pada akhirnya, kita semua adalah musafir yang menuju cahaya.

Post a Comment for "Perjalanan Menuju Cahaya"