Wednesday, September 13, 2023

Benarkah Tuhan Mendengar

Pemilihan kepala desa yang gagal telah menguras fikiran, tenaga, dan biaya yang tak terhitung jumlahnya. Miliaran rupiah seolah tenggelam begitu saja dalam lautan kekecewaan. Namun, cerita ini bukanlah tentang kegagalan, melainkan tentang perjalanan hidup seseorang yang penuh liku-liku, tentang keyakinan pada kebaikan, dan tentang pertanyaan yang menggelitik hati: benarkah Tuhan mendengar?

Ketika pemilihan kepala desa berakhir dengan kegagalan yang pedih, kehidupan kandidat yang kalah pun menjadi kacau. Keluarga yang terpuruk dalam kegagalan, ekonomi terjun bebas, semuanya terpuruk bak jatuh tertimpa tangga. 

Pilkada tidak hanya meninggalkan bekas-bekas politik, tetapi juga luka ekonomi yang dalam bagi saudara, tetangga, dan para sahabat yang mendukungnya. Urusan dukungan finansial meninggalkan beban ekonomi terpuruk bagi banyak orang di sekitarnya. 

Meskipun beberapa bersedia moratorium namum tidak sedikit yang berdenyut untuk segera klimaks. 

Tekanan finansial yang begitu dahsyat menjadikan beban energi yang sangat berat. Seringkali terasa jalan keluar tampak semakin menjauh. Harapan terasa mengikuti matahari di ufuk barat. Tetapi... Mungkin inilah cara Tuhan menguji ketabahan dan kekuatan dalam dirinya, untuk memperkuatnya  menghadapi cobaan yang lebih besar di masa depan.

Namun, dalam semua kesulitan itu, dia tidak pernah berhenti mengetuk langit. Dia yakin bahwa Tuhan mendengar setiap rintihan hati yang pada akhirnya akan memberikan jalan keluar pada setiap kesulitan. 

Ujian ekonomi ini menjadi salah satu fase dalam perjalanan hidupnya yang panjang, berat dan menbuatnya hampir terhempas dalam pusaran beliung. 

Namun, dalam kehancuran itulah, dia menemukan kekuatan kokoh untuk bertahan.

Dia bertahan selama enam tahun, menjelajahi berbagai kota dengan usaha yang luar biasa. Kadang tinggal di rumah sendiri, kadang numpang di rumah teman-teman, dan sesekali pulang kampung untuk melihat ibunda tercinta yang tetap setia tinggal di rumah kelahiran di kampung halaman.

Tinggal di perantauan tidak jarang membuatnya melakukan puasa, sholat hajat, dan ritual khusus lainnya. Dalam perjalanannya, seringkali kejadian aneh terjadi, seperti munculnya orang-orang aneh di dalam rumahnya. Orang gila tiba-tiba muncul, namun dia sabar dan sadar. Dia menyapanya dengan lembut, berbicara agar tidak menggangunya, dan mengirimnya pergi untuk kebaikan bersama.

Dalam perjalanan hidupnya, dia sering berpuasa bukan karena niat, melainkan karena keadaan yang mengharuskannya melakukannya. Namun, dia percaya bahwa Tuhan tidak akan membiarkan umatnya mati sia-sia. Rezeki datang dari arah yang tidak pernah terduga, dari segala penjuru yang tidak kita ketahui. Rezeki bisa datang melalui burung, tumbuhan, atau orang baik yang dia temui dalam perjalanannya. Alhamdulillah, dia selalu bertemu dengan orang-orang baik yang memberinya pelajaran, pertolongan, semangat, dan banyak hal baik lainnya. Semua ini membuatnya tetap tegar, menatap ke depan dengan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Dan pada suatu saat, saat lurah yang pernah menjadi rivalnya mendekati akhir masa jabatannya, dia tiba-tiba mendapatkan panggilan dalam hatinya. Dia mendengar rintihan dan jeritan hati umatnya. Melalui sahabat-sahabat baiknya yang selalu mendukungnya, dia memutuskan untuk mendaftar lagi sebagai calon kepala desa dalam pemilihan kepala desa berikutnya. Dengan doa dari orang tua dan dukungan dari para sahabatnya, dia memenangkan pemilihan dengan skor mutlak.

Kemenangannya ini bukanlah kebetulan. Ini adalah bagian dari rangkaian perjalanan hidup yang penuh perjuangan dan kesulitan. Pada akhirnya, dia meraih cita-citanya untuk menjadi kepala desa. Kemenangan ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari ladang ibadah yang akan dia tanam hingga akhir nanti.

Dalam cerita ini, kita dapat melihat bagaimana keyakinan pada Tuhan, keteguhan hati, dan kebaikan dalam diri seseorang dapat mengubah takdir. Kehidupan adalah ujian, dan Tuhan senantiasa mendengar rintihan dan jeritan hati kita. Seperti pepatah mengatakan, "Tuhan memberi makan burung-burung di langit, tetapi Dia tidak melemparkan makanan langsung ke sarang mereka." Demikianlah Tuhan memberikan bantuan melalui orang-orang baik yang kita temui dalam perjalanan hidup kita.

Artikel ini mengingatkan kita untuk tetap bertahan dalam kesulitan, percaya bahwa Tuhan selalu mendengar, dan bahwa kebaikan akan selalu dihadiahi. Semua yang kita alami adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih besar. 



.

0 komentar: